SIGMA TV UNJ – Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) telah beralih menjadi Falkultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH). Hal ini ditandai dengan adanya Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum (S1) pada Senin, 28 Oktober 2024 oleh Rektor Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. Komarudin, M.Si. Perubahan ini bertujuan dengan fokus utama nya adalah menghasilkan orang-orang handal dalam hal legal drafting atau merancang peraturan atau rancangan undang-undang, meningkatkan perkembangan pendidikan di FISH UNJ dan juga membuka peluang kerja sama dengan praktisi dalam bidang hukum.
Prodi Ilmu Hukum FISH UNJ akan mulai menerima mahasiswa baru pada tahun 2025 dengan kuota 100 mahasiswa untuk lulusan SM/SMK dan sederajat melalui jalur pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) pada tanggal 4 – 18 Februari 2025, Seleksi Nasional Berdasarkan Test (SNBT) 23 April – 3 Mei 2025 dan jalur mandiri UNJ.

Martini S.H. M.H selaku Kaprodi FISH dalam wawancara menjelaskan bahwa kesiapan UNJ dalam membuka Prodi baru Ilmu Hukum sudah dalam presentase 95% dengan adanya kesediaan ruang kelas, ruang prodi, dosen-dosen Prodi Ilmu Hukum yang berlatar belakang Sarjana Hukum dan kurikulum pembelajaran. Mata kuliah yang dimunculkan di dalam kurikulum tersebut memiliki fokus utama untuk menghasilkan legal drafting dengan sistem pengajaran yang mengacu pada sistem case-based learning, project-based learning, dan MBKM dengan model pembelajaran hybrid. Beliau meyampaikan, “sebenarnya prodi ilmu hukum ini perjuangan untuk buka itu sudah 15-20 tahun yang lalu dan ini adalah proposal yang keempat.”
Proses pendirian ini dilalui dengan prosedur yang dinilai oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang menilai dan mepertimbangkan dalam pembukaan prodi Ilmu Hukum ini. Hal ini tertera dalam surat Keputusan Rektor UNJ Nomor : 1865/UN39/HK.02/2024. Dengan adanya prodi baru ini Mahasiswa FISH UNJ di berharap dapat menghasilkan para mahasiswa yang kritis terhadap hukum indonesia, mampu bersaing di kancah luar, dan menghilangkan menghilangkan stigma masyarakat bahwa lulusan UNJ tidak selalu sebagai tenaga pendidik. SIGMA TV/ Ryra Rifana.